KEJUJURAN #2. Jujur pada diri Sendiri
Amsal 3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Hiduplah apa adanya tidak munafik dan penuh kepura-puraan. Sering kali kita mengalami suatu situasi untuk tampail ada adanya tanpa dibuat-buat. Contoh: orang-orang yang sering menyembunyikan perasaannya karena mungkin untuk menyukakan orang lain atau supaya orang lain tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Orang-orang seperti ini tidak jujur dengan dirinya sendiri.
Amy Carmichael, salah seorang misionaris di India mengatakan: Apakah semua karakter dan jalan yang tidak terlihat siapapun sama benarnya dengan apa yang dapat dilihat oleh siapa saja? Apakah kita memang benar sepenuhnya dan tampil apa adanya?
- Mengapa harus Jujur pada diri sendiri
Hal yang paling inti dalam kehidupan seseorang adalah nilai kejujuran diri. Seseorang bisa terbuka kepada orang lain tetapi belum tentu kebenarannya.
Kejujuran yang paling berharga pada diri kita adalah ketika kita berani tampil apa adanya atau jujur pada diri sendiri. Orang yang hidup apa adanya tidak mengharapkan orang lain melihat diri kita lebih dari kenyataan. Misal ingin kelihatan lebih tegar saat menghadapi musibah, Orang-orang ingin kelihatan lebih rohani dengan penampilannya, ada orang yang ingin kelihatan murah hati padahal tidak ada uang yang pada akhirnya ngutang demi sebuah gengsi.
Ada orang berkomentar capek deh, hidup yang selalu dibuat-buat dan bersandiwara. Seharusnya ia bisa bersedih, tetapi karena ada orang lain maka ia harus menekannya. Seharusnya ia marah, tetapi karena ada orang lain ia tidak bisa marah dan akhirnya menekan perasaannya.
Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat, atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan terus terang.
Seorang penulis menyatakan bahwa kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa ? karena ada detak kehidupan alam disana. Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri.
-
Nilai-nilai kejujuran dan Penerimaan diri
- Matius 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Orang yang tidak jujur pada diri sendiri maka akan terlihat antara hati dan perkataan/sikap. Dengan demikian orang yang tidak jujur adalah orang yang munafik.
-
Penerimaan diri merupakan prinsip dasar seseorang untuk jujur terhadap diri sendiri. Ada beberapa hal yang dilakukan ketika seseorang tidak memiliki penerimaan diri :
- Munafik-apa yang dikatakan tidak sama seperti yang dipikirkan, dirasakan atau bahkan dilakukan
- Jaim-jaga image, tidak mau terlihat kelemahannya, karena merasa terancam dan takut tidak diterima
- Menutupi rasa malu.-Seseorang yang merasa tidak diterima akan cenderung berusaha untuk menutupi kelemahannya karena merasa malu, jadi cenderung tidak jujur
- Munafik-apa yang dikatakan tidak sama seperti yang dipikirkan, dirasakan atau bahkan dilakukan
- Matius 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Orang yang tidak jujur pada diri sendiri maka akan terlihat antara hati dan perkataan/sikap. Dengan demikian orang yang tidak jujur adalah orang yang munafik.
- Jujur atau berbohong adalah Reaksi Mekanisme pertahanan diri
Jujur atau bohong itu merupakan mekanisme pertahanan diri agar kita nyaman. Ada orang yang nyaman ketika ia jujur, namun tak jarang juga ada orang yang merasa lebih nyaman ketika dia tidak jujur. Kedua pilihan itu memiliki konsekuensi berbeda, dan salah satu ukuran yang dipakai untuk menimbang adalah hati nuraninya.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki reaksi tidak jujur pada diri sendiri:
- Luka-luka
Orang-orang yang mengalami luka penolakan diri. Sering kali seseorang karena trauma dengan penolakan maka cara yang paling aman untuk tidak ditolak adalah berbohong/tidak jujur kepada diri sendiri, khususnya orang-orang yang suka mengasihani diri.
Luka tidak dihargai, seseorang akan cenderung jaga gengsi untuk memenuhkan diri supaya orang menghargainya. Ada orang bilang Jaim (jaga image)
-
Kebutuhan
Kebutuhan dikasihi, diterima adalah cara-cara orang mengasihani diri sendiri. Apabila orang melakukan mekanisme tidak jujur pada diri sendiri, karena ia cenderung mengasihani diri.
- Mencari persetujuan dengan cara memanipulasi perasaan
- Mencari rasa aman
- Mencari persetujuan dengan cara memanipulasi perasaan
-
Penipuan
-
Dalam diri seseorang muncul beberapa penipuan yang pada akhirnya melawan hati nurani, yaitu kejujuran pada diri sendiri. Tidak jujur dan penipuan sering digunakan untuk membangun citra yang menguntungkan atau kesan yang baik. Orang akan menggunakan penipuan, jika perlu, untuk menciptakan citra positif. Hal ini seringkali merupakan tindakan menipu diri sendiri.
-
Setiap orang memerlukan privasi – dimana privasi itu bisa dalam bentuk rasa kemandirian, otonomi, dan kebebasan. Orang-orang seperti merasa memegang kendali, terutama ketika datang untuk memberikan informasi tentang diri seseorang. Hanya karena Anda berada dalam hubungan yang dekat tidak berarti bahwa Anda telah benar-benar menyerah hak Anda untuk, atau kebutuhan, privasi. Jadi, bohong dan penipuan sangat berguna ketika mencoba untuk mempertahankan rasa diri sendiri yang otonom, mandiri.
-
- Konsep diri dan jujur dalam diri sendiri
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan. Membentuk konsep diri yang benar untuk terbebas dari ketidakjujuran pada diri sendiri. Beberapa hal itu adalah :
- Tampil apa adanya
- Tidak gengsian
- Tidak memaksakan diri
-
Berkat dari kejujuran terhadap diri sendiri
- Jiwa yang damai dan sejahtera, tidak perlu menjadi orang lain dan seperti orang lain.
- Bebas dari Perasaan Tertuduh
- Bertumbuh dalam Karakter Kristus
- Jiwa yang damai dan sejahtera, tidak perlu menjadi orang lain dan seperti orang lain.
-
Pandangan Firman Tuhan Mengenai Kejujuran
-
Allah Menyediakan Pertolongan bagi orang yang jujur
Amsal 2:7-8
7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, 8 sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
-
Orang yang jujur adalah orang yang takut akan Tuhan
Amsal 14:2
2 Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
- Allah mengetahui segala sesuatu tentang kita sehingga tidak ada gunanya juga kita tidak jujur Amsal 5:21
21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya
- Mazmur 139:1-4 TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; 2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
- Matius 23:27-28 celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
- Jika kita tidak jujur terhadap diri sendiri, kita sedang tidak tidak hidup dalam karakter Ilahi Petrus 2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Titus 2:7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu
- Orang yang tidak jujur terhadap diri sendiri adalah orang yang munafik. Markus 7:6 Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
- Orang yang jujur terhadap diri sendiri adalah orang yang tulus hati. 2 Kor 1:12 Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.
- Allah menerima orang yang jujur terhadap diri sendiri dan tidak menghakiminya, bagaimanapun keadaan mereka. Psalm 51:17 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
-
-
Langkah2 praktis Untuk Jujur Terhadap Diri Sendiri
- Belajar menerima kelebihan dan kekurangan kita dengan seimbang
-
Utarakan pikiran dan perasaan kita yang mungkin selama ini dipendam, bisa menyatakan kepada Allah dalam doa, atau kepada orang lain yang kita percayai
-
Ketika kita merasa sedih, ekspresikan perasaan kita yang sejujurnya dan menyerahkannya kepada Allah sehingga Ia dapat memberikan pertolongan
-
Kembangkan keterampilan untuk mengenali diri kita sendiri, apa yang kita mau dan apa yang tidak kita mau
-
- Kembangkan gaya hidup bersyukur dan berhenti menghakimi diri sendiri dan kelemahan pribadi, sehingga kita punya keberanian untuk jujur pada diri kita sendiri
-
Berhenti mengandalkan kekuatan sendiri dan miliki sikap berserah
-
Orang yang tidak jujur terhadap diri sendiri seringkali tidak menyadari bahwa dirinya lemah dan butuh pertolongan, padahal saat kita berserah dan mulai melangkah dalam kehidupan yang apa adanya, Allah akan memberikan kekuatan dan sukacita
-
- Berhenti menghakimi orang lain dan berhenti untuk memberi standar kesalehan baik bagi diri sendiri maupun orang lain
- Menerima kelemahan orang lain akan menolong kita jujur terhadap diri sendiri dan menyadarkan bahwa kita juga punya kelemahan
- Jika masih merasa sulit untuk jujur terhadap diri sendiri, coba lihat kembali masa-masa pertumbuhan Anda, mungkin ada orang-orang yang perlu diampuni karena membentuk Anda menjadi pribadi yang sulit jujur terhadap diri sendiri
- Belajar menerima kelebihan dan kekurangan kita dengan seimbang
-
Kesimpulan
Jujur terhadap diri sendiri berarti membiarkan Allah bersinar melalui cacat cela dan kelemahan kita daripada berusaha menutupinya. Ketika kita bersikap jujur dan apa adanya, kita sedang membuka diri kita untuk mengalami kesembuhan, ditolong oleh Tuhan dan membuka diri bagi orang lain
Duta Pembaharuan – Jl. Pisang 9, Telp. 497183 Kalasan, Jogjakarta
www.dutapembaharuan.wordpress.com