Kesaksian: Cerita setelah mendapatkan pelayanan pemulihan

Saya Lina peserta SOH Reguler angkatan X. Saya rindu berbagi cerita tentang kejaiban kasih Tuhan yang saya peroleh sepulang dari SOH. Saya adalah “si anak hilang yang baru kembali” setelah 17 tahun menghilang meninggalkan gereja. Meskipun saya bukan berasal dari keluarga Kristen, namun saya sudah mengenal Tuhan sejak kanak-kanak. Saya dibaptis waktu masih duduk di bangku SMP. Setelah itu saya aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di gereja.

Akan tetapi, sejak saya menikah, sepertinya semua semangat saya menurun drastis. Saya agak “lupa” ke gereja. Setiap kali ke gereja, saya merasa tidak mendapat apa-apa dan khotbah yang saya dengarkan berlalu begitu saja. Hal itu membuat saya jenuh dan malas ke gereja. Sampai akhirnya suatu hari Tuhan menegur saya dengan keras dan itu menyadarkan saya untuk kembali datang ke rumah Tuhan, berdoa dan berbicara dengan Dia.

Sebelum ikut SOH saya sudah dilayani oleh alumni SOH di Jakarta. Dalam beberapa pertemuan itu banyak hal yang saya temukan kembali, terutama tentang makna sebuah pengampunan. Tetapi dalam perjalanan untuk memberikan pengampunan yang sejati, saya merasa masih ada yang kurang dan tidak saya mengerti. Saya tidak mengerti bagaimana harus berserah kepada Tuhan. Saya tidak mengerti apa arti kalimat, “Kerjakan bagianmu, dan serahkan kepada Tuhan apa yang tidak bisa  kau selesaikan”. Saya tidak mengerti bagaimana bersabar menunggu waktu Tuhan. Saya bertanya-tanya, “Mana janji setiaMu Tuhan? Kapan waktuMu akan menggenapi janji-janjiMu itu? Mengapa saya masih merasa “sakit” menghadapi hidup saya padahal saya sudah melepaskan pengampunan kepada orang yang menyakiti saya?

Susah sekali bagi saya, yang sekian lama hidup “sendiri” dan berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri  untuk mengartikan semua ini. Saya berpikir, alangkah bodohnya saya. Untuk hal berserah saja yang mungkin bagi orang lain kelihatannya sederhana kok saya tidak bisa. Sebenarnya keikutsertaan saya dalam SOH  ini karena “dijerumuskan” oleh kakak saya. Namun saya yakin ini bukanlah suatu kebetulan tapi karena kehendak Tuhan. Dan puji syukur bagi Bapa di surge. Amazing! CaraNya bekerja dalam menjawab keraguan-keraguan saya sungguh ajaib dan tak terjangkau oleh akal pikiran. Melalui renungan pagi Yohanes 8: 1 – 11, perasaan-perasaan sakit, rasa tidak berharga atas perlakuan-perlakuan yang menyakitkan terangkat oleh sebait ayat dalam Firman Tuhan yang selama ini sering saya ucapkan tapi terlewatkan di ayat terakhirnya. Saya disadarkan bahwa rasa sakit yang masih tersisa disebabkan karena penghakiman saya terhadap diri sendiri dan ketidakmampuan mengampuni diri sendiri. Renungan pagi itu sungguh membukakan mata hati saya. Pada ayat 9-11 saya disadarkan bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan saya bahkan Dia berkata “Aku juga tidak menghukum engkau, Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”.

After SOH, saya sangat bersyukur karena Tuhan mengijinkan saya untuk mendapatkan pemahaman-pemahaman tentang diri saya, hubungan saya dengan orang lain dan penyerahan diri saya kepada Tuhan. Saat ini saya masih harus banyak belajar dan mengejar ketertinggalan saya setelah sekian lama “menghilang”.  Saya mau dibentuk sesuai kehendakTuhan. Saya mau belajar mengurangi porsi kesombonganku sampai akhirnya aku benar2 berserah pada kehendakMu. Bukan hal yang mudah bagi saya menghadapi pergumulan pribadi, keluarga dan pekerjaan. Tapi saya mau tetap maju dan berjalan bersama Yesus. Saya tidak mau lagi lelah berjalan sendiri. Terima kasih saya kepada seluruh tim Duta Pembaharuan, fasilitator saya selama di SOH dan fasilitator saya di Jakarta. Juga kakak saya yang begitu sayang dan terus mendukung saya dalam pemulihan saya. Tuhan Yesus memberkati.

(Seperti yang ditulis Lina W melalui email, dengan editing seperlunya)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Hubungi Kami