Renungan

MARI KELUAR DARI BAHTERA (Kejadian 6:5-7)

5: Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,  6: maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 7: Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.”   Kejadian 6:5-7

Kisah ini menceritakan bagaimana kejahatan (dosa) manusia bertambah berkembang biak, kejadian 3 mengisahkan manusia secara pribadi jatuh kedalam dosa, kejadian 4 mengisahkan dosa merambah ke keluarga, kejadian 5 dan 6 dosa menyebar ke satu bangsa, dengan kata lain dosa itu progresif maju terus, kejadian 6 mengisahkan ada satu keluarga yang taat kepada Tuhan yaitu keluarga Nuh (Kejadian 6:22). Didalam situasi ini sudah muncul satu kesadaran untuk memotong lingkaran setan yang selama ini terus berputar. Karena ketaatan Nuh kepada Tuhan, maka keluarga Nuh selamat dari air bah, walaupun ketaatan itu kelihatannya aneh dimana Nuh membuat Bahtera bukan di pantai tetapi justru digunung. Ini mengisahkan ketaatan. Namun ketaatan itu tidak berhenti ujiannya Allah berfirman kepada Nuh untuk keluar dari bahtera, dimana jelas Nuh merasa sangat aman di bahtera itu karena bahtera itu menyelamatkan dia dari maut. Namun lagi-lagi ketaatan itu membawa Nuh naik bukan turun, semakin dekat bukan semakin jauh dari Tuhan. Dalam kejadian 8:15-19 Allah berfirman untuk keluarga Nuh beranak cucu memenuhi bumi ini (Kejadian 8:15-19). Berkat yang melimpah Allah berikan kepada keluarga Nuh ketika mereka percaya dan taat akan perintah Allah (Kejadian 9:1). Dari berbagai penyebab dosa salah satu yang paling menonjol ialah kenyamanan, oleh karena nya pada waktu Nuh ada dalam zona kenyamanan dia tidak diijinkan Tuhan terus disana namun harus keluar untuk masuk kedalam kehidupan yang nyata. Saudara yang terkasih mungkin pada waktu kita dilayani dan kita merasa sangat nyaman karena beban kita sudah diangkat Tuhan, namun jangan lupa bahwa kita akan mengahadapi kehidupan nyata. Bahtera itu kemungkinan adalah rasa nyaman didalam diri kita yang selama ini kita anggap berkat yang luar biasa dari Tuhan tetapi kita tidak menyadari bahwa Tuhan sudah menyuruh kita keluar dari bahtera itu karena ada sesuatu yang sangat besar yang diharapkan Tuhan kita lakukan bagi kehidupan kita dimasa mendatang.  Kita bisa bayangkan apa yang terjadi jika Nuh tidak keluar bahtera kemungkinan dia akan mati didalam bahteranya atau didalam kenyamanannya.

A. Apakah zona kenyamanan atau bahtera yang kita harus perhatikan?

1. Apa yang terjadi dengan kita ?

Apakah selama ini kita pernah melihat diri kita dengan obyektif dengan kaca mata Tuhan? Apakah kita ini masih memiliki kerinduan untuk memberitakan cinta kasih Tuhan? Apakah selama ini kita memiliki motifasi melayani Dia dalam kekudusan?

2. Apa yang membuat kita merasa lebih dari orang lain ?

Dengan tidak kita sadari kadang kita merasa bahwa kita “lebih” dari orang lain ntah itu secara hikmat, pengetahuan, pengalaman dan lain-lain, dan mungkin kenyataannya demikian namun ada satu hal yang kita lupa bahwa kita bisa jatuh dalam dosa penghakiman karena kita tidak lagi melihat dengan Kasih Karunia Tuhan.

B. Bagaimana supaya kita keluar dari zone kenyamanan

  • Jangan kita sampai terjebak dalam mencari nama sendiri dalam pelayanan sehingga kita tidak akan mementingkan diri sendiri dan kita sendiri berani bayar harga (kej 11:4)
  • Jangan sekali-sekali kita Melawan rencana Allah (Kej 11:4) , apapun yang dikatakan oleh Tuhan itu pasti yang terbaik, dan jangan pernah tawar-menawar terhadap tawaran Allah.
  • Hukuman Allah (Kej 11:7) adalah hukum yang tidak dapat dilanggar walaupun Dia penuh dengan kasih karunia namun ingat ada konsekwensi. karena kita tidak mengikuti rencana Allah maka Allah menghukum orang yang menentang rencana-Nya. Ia akan menghancurkan rencana manusia itu sehingga ia akan kembali mengikuti rencana-Nya
  • Pemulihan hanya terjadi dari Allah (KPR 2:1-13) Pada waktu Allah mengacaukan bahasa dibumi maka Allah memperbaikinya kembali dengan kuasa Roh Kudus yang menyatukan manusia dengan Allah.

Oleh. Pdt. Ir. Jonedi Ginting, M.A.


Similar Posts

One Comment

  1. Terima kasih buat hikmat yang Tuhan brikan..kpd Pdt.Ir.Jonedi, trus berkarya dlm penulisan2 apa yang Tuhan katakan n mau lakukan buat kita. Tuhan itu luar biasa hebat n luar biasa segala Karya, Rencana buat segala n sluruh hidup kita adalah yang terbaik dan terindah buat hidup kita, tinggal kitanya yaitu PERCAYA DAN LAKUKAN apa yang Tuhan mau. Saya yakin sepenuhnya akan Firman Tuhan itu ajaib,hebat,benar dan sangat2 nyata dan dbisa diterapkan dlm hidup kita. Dlm hidup saya setelah kenal Tuhan secara pribadi, Tuhan dengan kesabaran, kelemahlembutanya mengajar,membimbing dengan cara ajaib,dengan mengampuni dosa2ku, memulihkan, belajar firman dari awal sampai detik ini Tuhan ajari hidup sesuai dengan kemampuan dan keadaaanku apa adanya, but Tuhan begitu sabar n setia….apa yang saya mau Tuhan kasih dengan hidup berkelimpahan,ajaib memang, tapi saya yakin semua itu Tuhan mau pake mata, kaki, tangan, hati, pikiran, dan berkat buat rencana dan kemulyaan Tuhan, itu semua punya Tuhan…tapi bukan untuk semata Tuhan, buat kebaikan dan keindahan buat umatNya yang takut, setia, dan mengasihiiNya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hubungi Kami